Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas merupakan kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar efektif di dalam kelas. Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid (Charles, 2002; Everstson, Emmer, & Worsham, 2003).
Enam Karakteristik yang Merefleksikan Kompleksitas dan Potensi Problem dalam Menganalisis Lingkungan Kelas menurut Walter Doyle (1986):
- Kelas adalah multimensional, artinya kelas adalah setting untuk banyak aktivitas, mulai dari aktivitas akademik seperti membaca, menulis, dan matematika, sampai aktivitas sosial, seperti bermain, berkomunikasi dengan teman, dan berdebat.
- Aktivitas terjadi secara simultan, artinya banyak aktivitas kelas terjadi secara simultan seperti saat satu klaster murid mengerjakan tugas menulis, yang lainnya mendiskusikan suatu cerita bersama guru, dan murid lainnya mengerjakan tugas yang lain dan seterusnya.
- Hal-hal terjadi secara cepat, artinya kejadian sering kali terjadi di dalam kelas dan membutuhkan respons cepat. Misalnya, dua orang murid yang berdebat tentang kepemilikan sebuah buku catatan ataupun ketika seorang murid lain mengeluh bahwa murid lain menyontek jawabannya.
- Kejadian sering kali tidak bisa diprediksi, artinya meskipun kita telah membuat rencana dengan hati-hati dan rapi, kemungkinan besar akan muncul kejadian di luar rencana seperti seorang murid yang sakit atau dua murid yang berkelahi.
- Hanya ada sedikit privasi, artinya kelas adalah tempat publik di mana murid melihat bagaimana guru mengatasi masalah, melihat kejadian tidak terduga, dan mengalami frustasi.
- Kelas punya sejarah, artinya murid punya kenangan tentang apa yang terjadi di kelas pada waktu dahulu. Karena masa lalu memengaruhi masa depan, adalah penting bagi guru untuk mengelola kelas dengan cara yang mendukung ketimbang melemahkan pembelajaran esok hari.
Tujuan dan Strategi Manajemen
- Membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan.
- Mencegah murid mengalami problem akademik dan emosional.
- Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar efektif.
- Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.
Prinsip Penataan Kelas
- Kurangi kepadatan di tempat lalu-lalang.
- Pastikan bahwa Anda dapat dengan muda melihat semua murid.
- Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses.
- Pastikan murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas.
Gaya Penataan
- Gaya auditorium, yakni gaya susunan kelas di mana semua murid duduk menghadap guru.
- Gaya tatap muka, yakni gaya susunan kelas di mana murid saling menghadap.
- Gaya off-set, yakni gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya tiga atau empat anak) duduk di bangku, tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain.
- Gaya seminar, yakni gaya susunan kelas di mana sejumlah besar murid (sepuluh atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U.
- Gaya klaster, yakni gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan anak) bekerja dalam kelompok kecil.
Strategi Umum
- Menggunakan Gaya Otoritatif
Gaya manajemen kelas otoritatif; berasal dari gaya parenting menurut Diana Baumrind (1971, 1996). Strategi manajemen kelas otoritatif akan mendorong murid untuk menjadi pemikir yang independen dan pelaku yang independen tetapi strategi ini masih menggunakan sedikit monitoring murid.
Gaya manajemen kelas otoritarian; adalah gaya yang restriktif dan punitif. Fokus utamanya adalah menjaga ketertiban di kelas, bukan pada pengajaran dan pembelajaran. Guru otoriter sangat mengekang dan mengontrol murid dan tidak banyak melakukan percakapan dengan mereka.
Gaya manajemen kelas yang permisif; memberi banyak otonomi pada murid tapi tidak memberi banyak dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka.
- Mengelola Aktivitas Kelas Secara Efektif
Menunjukkan seberapa jauh mereka 'mengikuti'.
Atasi situasi tumpang-tindih secara efektif.
Menjaga kelancaran dan kontinuitas pelajaran.
Libatkan murid dalam berbagai aktivitas yang menantang.
Enam Karakteristik yang Merefleksikan Kompleksitas dan Potensi Problem dalam Menganalisis Lingkungan Kelas menurut Walter Doyle (1986):
- Kelas adalah multimensional, artinya kelas adalah setting untuk banyak aktivitas, mulai dari aktivitas akademik seperti membaca, menulis, dan matematika, sampai aktivitas sosial, seperti bermain, berkomunikasi dengan teman, dan berdebat.
- Aktivitas terjadi secara simultan, artinya banyak aktivitas kelas terjadi secara simultan seperti saat satu klaster murid mengerjakan tugas menulis, yang lainnya mendiskusikan suatu cerita bersama guru, dan murid lainnya mengerjakan tugas yang lain dan seterusnya.
- Hal-hal terjadi secara cepat, artinya kejadian sering kali terjadi di dalam kelas dan membutuhkan respons cepat. Misalnya, dua orang murid yang berdebat tentang kepemilikan sebuah buku catatan ataupun ketika seorang murid lain mengeluh bahwa murid lain menyontek jawabannya.
- Kejadian sering kali tidak bisa diprediksi, artinya meskipun kita telah membuat rencana dengan hati-hati dan rapi, kemungkinan besar akan muncul kejadian di luar rencana seperti seorang murid yang sakit atau dua murid yang berkelahi.
- Hanya ada sedikit privasi, artinya kelas adalah tempat publik di mana murid melihat bagaimana guru mengatasi masalah, melihat kejadian tidak terduga, dan mengalami frustasi.
- Kelas punya sejarah, artinya murid punya kenangan tentang apa yang terjadi di kelas pada waktu dahulu. Karena masa lalu memengaruhi masa depan, adalah penting bagi guru untuk mengelola kelas dengan cara yang mendukung ketimbang melemahkan pembelajaran esok hari.
Tujuan dan Strategi Manajemen
- Membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan.
- Mencegah murid mengalami problem akademik dan emosional.
- Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar efektif.
- Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.
Prinsip Penataan Kelas
- Kurangi kepadatan di tempat lalu-lalang.
- Pastikan bahwa Anda dapat dengan muda melihat semua murid.
- Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses.
- Pastikan murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas.
Gaya Penataan
- Gaya auditorium, yakni gaya susunan kelas di mana semua murid duduk menghadap guru.
- Gaya tatap muka, yakni gaya susunan kelas di mana murid saling menghadap.
- Gaya off-set, yakni gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya tiga atau empat anak) duduk di bangku, tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain.
- Gaya seminar, yakni gaya susunan kelas di mana sejumlah besar murid (sepuluh atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U.
- Gaya klaster, yakni gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan anak) bekerja dalam kelompok kecil.
Strategi Umum
- Menggunakan Gaya Otoritatif
Gaya manajemen kelas otoritatif; berasal dari gaya parenting menurut Diana Baumrind (1971, 1996). Strategi manajemen kelas otoritatif akan mendorong murid untuk menjadi pemikir yang independen dan pelaku yang independen tetapi strategi ini masih menggunakan sedikit monitoring murid.
Gaya manajemen kelas otoritarian; adalah gaya yang restriktif dan punitif. Fokus utamanya adalah menjaga ketertiban di kelas, bukan pada pengajaran dan pembelajaran. Guru otoriter sangat mengekang dan mengontrol murid dan tidak banyak melakukan percakapan dengan mereka.
Gaya manajemen kelas yang permisif; memberi banyak otonomi pada murid tapi tidak memberi banyak dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka.
- Mengelola Aktivitas Kelas Secara Efektif
Menunjukkan seberapa jauh mereka 'mengikuti'.
Atasi situasi tumpang-tindih secara efektif.
Menjaga kelancaran dan kontinuitas pelajaran.
Libatkan murid dalam berbagai aktivitas yang menantang.
Komentar
Posting Komentar