Pengalaman yang sama tapi berbeda

Ini adalah pengalaman kedua ku untuk mengikuti kegiatan mahasiswa pencinta alam. Tapi sanagat jauh berbeda dengan pengalaman sebelumnya. Pada hari kamis, kami melakukan karantina dan sebelum karantina kami melakukan ceklis alat untuk memastikan semua barang yang harus di bawa sudah ada demi keamanan dan kenyamanan perjalanan. Di ceklis tersebut saya tidak membawa dua barang sehingga harus menerima konsekuensi dengan 20 kali push up. Setelah itu saya berganti pakaian lapangan.
Setelah selesai semua perlengkapan yang perlukan dan pakaian lapangan dipakai kami berkumpul di dalam ruangan di sekretariat kompas usu. Teman saya di suruh untuk membeli makan malam kami dan saat mereka membeli makan, kami yang di dalam ruangan di suruh untuk mengambil peta dan hasil plotingan. Teringan di pikiranku bahwa aku tidak membawa peta. Aku tahu bahwa tidak membawa peta ke lapangan adalah salah satu hal yang fatal. Setelah itu untuk mendapatkan peta diberikan solusi oleh instruktur tetapi dengan bayaran konsekuensi.
Malam itu, ku pikir kami akan tidur di dalam ruangan karena kupikirkan pengalaman ku sebelumnya. Dan ternyata kami disuruh membuat bivak di belakang gelanggang mahasiswa untuk kami tidur. Tidurku pun tidak nyenyak karena banyak sekali nyamuk di sana.
Besok paginya kami bangun dan langsung melakukan pemanasan untuk bersiap lari pagi. Saat itu juga kami ada kendala sehingga mendapatkan konsekuensi lagi. Setelah itu kilat mulai muncul dan berarti tanda hujan akan datang sehingga kami harus cepat membawa peerlengkapan kami ke tempat teduh. Kami melaksanakan sholat, makan, dan packing.
Setelah selesai, kami melakukan upacara dan penyerahan mandat dari ketua umum ke koordinator lapangan dan langsung bejalan menuju sumber dengan berjalan kaki. Dari sumber ke simpang pos kami menggunakan angkot. Langsung menyambung ke simpang tongkoh menggunakan bus sutra.
Sesampainya di aimpang tongkoh, suhu yang begitu dingin membuatku sedikit menggigil. Lalu kami mulai berjalan menuju perladangan. Disana kami istirahat, melakukan sosped, makan dan di sana tempat camp pertaman kami di lapangan. Banyak yang kami lakukan dan dapatkan di sana.
Hari kedua kami mulai melakukan kegiatan mendaki ke gunung barus. Banyak sekali rintangan yang di dapat. Bagiku sendiri rintangan yang paling berat adalah fisik yang tidak kuat untuk berjalan karena ada perjalanan yang harus memanjat. Selain kendala, banyak juga pelajaran yang aku dapatkan mulai dari menjaga barang pribadi agar tidak tercecer sampai pada menjaga kekompakan dan solidaritas antar calon anggota. Hari itu kami mendapatkan tempat cam tepat di puncak gunung bohong, dan kami membuat bivak tim sehingga dapat saling memerhatikan ketika ada yang sakit.
Hari ketiga, kami mulai mendaki ke puncak gunung barus. Dan sedikit lebih mudah karena jalan yang tidak begitu curam. Kelelahan masih aku rasakan saat menuju puncak dan setelah sampai di puncak lelah itu terbayarkan. Wajah senang ku terlihat jelas disana. Ketika mengingat ini pun terasa haru karena tidak menyangka bisa sampai di puncak barus.
Disana kami juga dibuat sangat senang oleh instruktur dimana kami di beri cokelat dan susu. Perasaan yang sangat senang saat itu lebih dari makan cokelat biasanya. Tak menyangka yang saat di jalan instruktur terlihat begitu tegas menjadi begitu baik dan tersenyum saat memberi kami cokelat.
Setelah menghabiskan cokelat itu semua, kami mulai berjalan kembali ke basecamp. Waktu turun dan waktu naik kami sangat jauh berbeda. Waktu naik kami bisa memakan hingga satu setengah hari, diabnding turun yang hanya beberapa jam saja. Ketika sampai di basecamp, perasaan senang itu datang lagi. Terlintas dipikiranku "akhirnya selesai juga..".
Di basecamp pun kami dibuat senang dari instruktur dengan di beri strawberi segar yang baru di petik. Setelah selesai istirahat. Kami langsung pulang seperti perjalanan kami datang, hanya saja kami dari simpang tongkoh langsung menggunakan bus yang berhenti di depan sekretariat KOMPAS-USU.
Setiap malam kami melakukan evaluasi, apa saja yang kurang dan apa saja yang harus dipertahankan. Semangat dari senior juga membuat kami tetap bertahan.
Inilah cerita singkat pengalamanku saat melakukan Masa Orientasi Anggota Materi Khusus Hutan Gunung. Akan ada lagi cerita cerita ku yang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pulau Belitung

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

laporan hasil observasi psikologi pendidikan: manajemen kelas